Senin, 22 Agustus 2016

Renungan DIRI

Cahaya Islam adalah ibarat gunung yang berada di shadr (dada), di puncak nya bertengger an-Nafs, yaitu an-Nafs al ammaarah bi al suu’ (Jiwa yang memerintahkan keburukan), yang biasanya menetap di lembah-lembah kemusyrikan, keraguan, kemunafikan dan sejenisnya.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
Sesungguhnya jiwa ini selalu memerintahkan kepada keburukan, kecuali yang dikasihi oleh Tuhan-ku. (QS. Yusuf:53)

Cahaya Iman adalah ibarat gunung yang bertempat di qalb (hati), di puncak nya bertengger an-Nafs juga, yaitu an-Nafs al mulhamah (Jiwa yang mendapat ilham), yang kadangkala menetap di lembah-lembah ketaqwaan dan kadangkala pula menetap di lembah kefasikan.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
Allah mengilhamkan kepada jiwa ini jalan kefasikan dan jalan ketaqwaan. (QS. asy-Syams:8)

Cahaya Makrifat adalah ibarat gunung yang terletak di fu’ad (hati lebih dalam), di puncak nya bertengger an-Nafs pula, yaitu an-Nafs al lawwaamah (Jiwa yang memiliki keSadaran ), yang menetap di lembah-lembah yang tinggi dan mulia,dgn kesadaran menatap berbagai kemuliaan Allah, serta bersyukur dengan berbagai karunia Allah. Namun ia juga kadangkala mampir di lembah kehinaan, kerendahan hati dan kadangkala merasa kecil dan papa,meskipun demikian, ia selalu memiliki kesadaran untuk mampu melihat kekurangan-kekurangan diri sendiri( "mencela diri"), dengan kesadaran itu ia terdorong untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan rendah dan selalu berupaya melakukan sesuatu yang mengantarkan kebahagian yang bernilai tinggi dihadapan Allah Ta'ala.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:
Aku bersumpah demi jiwa yang selalu mencela diri. (QS. al-Qiyamah:2)

Cahaya Tauhid adalah ibarat gunung yang bersemayam di lubb (inti hati terdalam), di puncak nya bertengger an-Nafs lainnya, yaitu an-Nafs al muthma’innah (Jiwa yang tenang tenteram), yang menetap di lembah-lembah ridha, malu, dengan mengakui tauhid dan merasakan manisnya mengingat Allah. Allah menjauhkannya dari segala jenis pertentangan.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhan-mu. (QS. al-Fajr:27-28)

Hai jiwa yang tenang.
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (QS. al-Fajr:27-28)

“Maka dia memperoleh ketenteraman dan rizki serta surga yang penuh nikmat. (QS. al-Waqi’ah:89).

Allahu a'lam. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar