Jumat, 22 Juli 2016

5 pada yang 5

Duhai anakku, 
Pahamilah, bahwa, 
Dalam diri kamu diciptakan sesuatu yang dapat menunjukan kebenaran kenabian dan kejujuran kerasulannya. 
Dalam diri kamu juga diciptakan sesuatu yang dapat menunjukan kebenaran syariat yang Rasulullah bawa dan pengikut Sunnahnya.

Wahai anakku, 
Bukankan normalnya jari jemari pada setiap tangan dan kaki jumlahnya lima? demikian pula jumlah sendi-sendi syariat Islam, dimana rukun Islam ada lima. Sehingga Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam Bersabda : “Islam didirikan di atas lima perkara : Syahadat (kesaksian), bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Utusan Allah, mendirikan shalat, memberikan zakat, pergi haji ke Baitullah al-Haram dan puasa Ramadhan.” (Hr. Bukhari).

Kemudian anakku,

lima yang kedua adalah shalat fardhu yang jumlahnya lima, sedangkan lima yang ke tiga adalah zakat yang pada nisabnya juga lima, lima yang ke empat adalah Rasulullah Muhammad bersama pada sahabat pendukungnya, yaitu :

Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali,

maka jumlah mereka bersama Rasulullah adalah lima.

Adapun lima yang ke lima adalah Ahlul Bait. Meraka adalah Muhammad Shallallahu'Alaihi Wassalam., Ali, Fatimah,hasan, husein. Tentunya dengan tidak mengabaikan dan melupakan keluarga dan isteri isteri Rasulullah lainnya. 

Anakku, 
Ketika sendi-sendi agama Islam dapat kokoh dengan menjalankan rukun-rukun syariat, mencintai para sahabat dan kelurga dekatnya, maka dalam diri kamu diciptakan anggota tubuh sebanyak lima agar menjadi isyarat. Karena rukun Islam yang berjumlah lima, menduduki posisi panca indera. Sebab dengan kelima indera yang ada ini kamu sanggup merasakan dan melihat segala sesuatu. Demikian pula, bila kamu menjalankan lima rukun Islam, maka kamu akan menemukan rasa segala sesuatu, mendapatkan pengetahuan, ma’rifat kepada Allah Yang Maha Pengasih dan mendapatkan ilmu haqul yaqin. 

Indera mata misalnya, akan mengajak kamu untuk menjalankan rukun-rukun shalat, sebab Rasulullah Bersabda : “Dijadikan ketenangan mata saya pada shalat.”

Sementara indera peraba mengajakmu untuk menunaikan zakat. 
Allah Subhannahu wa Ta'ala Berfiman : “Ambillah dari sebagian harta kekayaan mereka suatu sedekah (zakat)” (Qs. At-Taubah : 103).

Sedangkan indera rasa mengajak kamu untuk meninggalkan rasa makanan demi menjalankan rukun agama, indera pendengar mengajak kamu untuk mendengarkan panggilan : 
“Dan serulah kepada ummat manusia untuk berhaji.” (Qs. Al-Hajj :27).

Sementara indera pencium (pembau) mengajak kamu untuk menghirup nafas Tauhid : 
“Sesungguhnya saya menemukan bau ‘Jiwa” ar rahman dan ar rahim.  "

Maka anakku, 
indera-indera ini menajakmu untuk menjalankan sendi-sendi agama yang ada lima.

Duhai anakku, 
Allah menjadikan lima jari-jemari tangan kamu sebelah kanan menduduki posisi Rasulullah Shallallahu'Alaihi Wassalam Dan sahabat-sahabat yang bersamanya, yaitu : Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ra. 
Sebab, 
ketika Nur (Cahaya) Muhammad shallallahu'alaihi wassalam diciptakan di kening/dahi Adam, para malaikat menyambut dan memberikan salam kepada Nur Muhammad, sementara Adam sendiri tidak tahu. Lalu ia berkata kepada Tuhan :“Ya Tuhan, saya senang bila bisa melihat Nur anak saya, Muhammad . Maka hendaknya Engkau memindahkannya ke salah satu bagian tubuh saya, agar saya dapat melihatnya.” Akhirnya Allah memindahkan nur Muhammad ke telunjuk jarinya sebelah kanan.  Adam pun melihat cahaya gemerlapan di telunjuknya, lalu ia mengangkatnya sembari berkata : “Saya bersaksi bahwa Tiada Tuhan Selain Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Utusan Allah,”. 

Oleh karenanya anakku, 
Jari telunjuk disebut al-Musabbihah (alat untuk bertasbih). 

Kemudian Adam bertanya lagi : “Wahai Tuhan, apakah di dalam tulang rusuk saya ini masih ada sesuatu dari nur ini? Allah menjawab : “Ya, Nur (cahaya) sahabat-sahabatnya, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali.” Maka cahaya Ali berada di Ibu Jari, Cahaya Abu Bakar berada di jari tengah, cahaya umar berada di jari manis, sedangkan cahaya Utsman berada di jari kelingking. Sebagian pendapat ada yang mengatakan, bahwa jari jemari tersebut diciptakan di tangan kamu agar dengan ujung-ujungnya kamu sanggup menggenggam cinta kepada lima orang tersebut. 

Wahai anakku, 
Kamu jangan membedakan diantara para sahabat sahabat tsb ,Sebab Allah Ta'ala, telah mengumpulkan mereka dengan firman-Nya: 
“Muhammad Rasulullah dan orang-orang yang bersamanya.” (Qs. Al-Fath : 29).

Duhai anakku, 
Allah menciptakan lima jari jemari tangan kanan kamu untuk mengingatkan lima orang Ahlul Bait, dimana Allah telah menghilangkan kotoran (dosa) dari mereka dengan firman-Nya : “Sesungguhnya Allah hendak menghilangkan kotoran (dosa) dari kalian hai Ahlul Bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya.” (Qs. Al-Ahzab : 33).

Rasulullah Bersabda : “Ayat ini diturunkan mengenai diri kami dan Ahlul Bait, yaitu saya. Ali, Fatimah, Hasan dan husain.”
Kemudian,
Allah menjadikan kelima jari jemari kaki kamu sebagai isyarat yang mengingatkan shalat lima waktu yang diwajibkan kepadamu. 
Sehingga kamu melaksanakannya berdiri di atas telapak kakimu, karena ia mengabdi kepada Allah di atas bumi. Pengabdian itu memang dari kedua talapak kaki. Oleh karenanya Allah menjadikan telapak kaki kanan kamu untuk mengingatkan shalat lima waktu, sementara telapak kaki kirimu memberi isyarat tentang kewajiban nisab zakat, yakni lima dirham. 

Maka anakku, 
perintah shalat selalu dibarengi dengan perintah zakat. 
Sehingga kedua telapak kaki kamu memberi isyarat tentang shalat dan zakat.

Nak,
Dalam dirimu, Allah juga menjadikan sesuatu yang memberi isyarat tentang kematian, hari Kebangkitan, nikmat dan siksa kubur, dimana isyarat tersebut adalah kegiatan tidur kamu dan apa saja yang kamu impikan sewaktu tidur. Dalam mimpimu bisa melihat sesuatu yang menyenangkan sehingga sewaktu bangun kamu pun masih merasakan kebahagiaan. Tapi ada pula yang menyedihkan, sehingga kamu pun merasa tersiksa. Orang tidur ibarat mayat yang kehilangan perasaan, maka ia tidak mampu melihat, mendengar dan memahami. Kemudian dijadikan suatu pendengaran, penglihatan dan pemahaman, akhirnya sanggup mendengar, melihat dan memahami. Ia melihat dirinya pergi ke mana pun ia inginkan, makan dan minum apa yang ia inginkan. Kondisi ini adalah sama dengan nikmat dan siksa yang dilihat dan dirasakan oelh mayat selama di alam barzah (kubur) antara kematian dengan kebangkitan. Setelah tidur, kemudian kamu dibangunkan oleh Allah, dan bukan atas kehendak atau usahamu sendiri. Kalau kamu sanggup menolak untuk dibangunkan, maka kamu akan sanggup menolak untuk dibangkitkan di hari Kebangkitan nanti. Demikianlah, sangat tidak benar bila orang mengingkari hari Kebangkitan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang zindiq, atheisme dan para filosuf. 

Kita juga dapat menolak pendapat orang-orang Mu’tazillah yang mengingkari adanya nikmat dan siksa kubur.

Allahu a'lam. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar